Benarkah Kita Telah Diuji ? (Part 2)

Pages

Benarkah Kita Telah Diuji ? (Part 2)

hallo,, yoks dibaca dulu post sebelumnya ( klik disini )
 udah? serius udah? biar nyambung...
kalo udah boleh lah lanjut..

lanjutan dari post sebelumnya ----tetapi aku memilih untuk bercerita ketika kami didatangkan responden dengan segala kelebihannya.. tunggu ya di part 2... wassalam----

nah kali ini aku mau berbagi cerita mengenai seorang ibu yang sangat kuat, kepribadiannya, semangatnya, semoga aja bisa menginspirasi aku yang secara langsung dapat cerita dari beliau dan kita semua yang baca.. semoga jadi lebih semangat menjalani kehidupan yaaa... dan menganggap permasalahan sebagai tantangan. okay? kita mulai.
dari obrolan di jam praktikum siang hari jumat lalu, aku rangkum lima pokok permasalahan yang responden alami selama ini. ini tidak bertujuan untuk menjelek-jelekkan seseorang, tetapi membuka penyadaran bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang perlu kita perhatikan..

1Point-point permasalahan responden yang dapat disimpulkan.
a.    Keterbatasan fisik

Responden mengalami kecelakaan puluhan tahun silam ketika beliau kelas enam SD, beliau menyebrang jalan dan tertabrak truk besar sehingga kaki sebelah kanan beliau hancur dan diamputasi. Keterbatasan fisik ini membuat beliau kesulitan untuk bergerak dan merasa minder sehingga tidak melanjutkan sekolah, beberapa tahun kemudian ia memutuskan untuk pindah ke Bogor.

b.    Pengalaman masa lalu yang buruk 
Responden pernah menikah dengan seorang laki-laki yang ia rasa tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarganya. Mantan suami tersebut meninggalkan enam orang anak yang diurus secara mandiri oleh responden sampai saat ini. Pengalaman masa lalu tersebut masih terbawa sampai saat ini.

c. Suami kedua yang masa bodoh
Responden memutuskan untuk menikah lagi dengan harapan memiliki suami yang menyayanginya dan memperhatikan anak-anaknya dan ia bertemu dengan seorang laki-laki pedagang bakso juga pekerja bangunan. Awal-awal menikah dengan suami kedua ini beliau merasa suaminya tersebut baik, tetapi lama kelamaan muncul perilaku buruk suaminya seperti menendang beiau ketika beliau hamil, memukul ketika ia pulang kemalaman ketika berjualan adahal telah dijelaskan alasan yang menunda ia pulang kemalaman. Suami kedua ini juga tidak terlihat semangatnya dalam mencari rejeki, semua pengeluaran rumah tangga, kebutuhan sekolah anak, bayar hutang dan lainnya mengandalkan uang responden hasil dari berjualan peyek.

d.  Anak yang dendam terhadap responden atas masa kecilnya
Anak kedua beliau sekarang berusia delapan belas tahun pada saat bayi (delapan bulan) responden memberikan hak agar diasuh oleh orang lain. Hal tersebut bertujuan agar anak tersebut memiliki pengasuhan orang tua yang baik, dapat disekolahkan di sekolah yang baik dan mendapat penghidupan yang layak. Tetapi tidak disangka oleh responden, saat usia lima belas tahun anak tersebut dikembalikan oleh orang tua asuhnya. Anaknya kaget karena mengetahui bahwa ia ternyata memiliki ibu kandung yang memberikannya pada orang lain. Sampai sekarang anak tersebut bertanya-tanya mengapa ia diasuh orang lain. Anak tersebut merasa dendam dengan reponden. Berkali-kali responden menjelaskan bahwa tujuan ia memberikannya pada orang lain untuk kebaikan anak tersebut. Tetapi sampai sekarang anak tersebut belum menerima keadaan tersebut sehingga hubungan mereka tidak terlalu baik.

e. Terjebak hutang yang besar
Sekitar tujuh bulan yang lalu, anak ketiga responden diminta bantuan oleh temannya, ternyata bantuan tersebut adalah untuk mengantarkan barang, anak responden tidak mengerti barang yang dititipkan tersebut dan barang tersebut ternyata adalah narkoba. Saat yang sama, polisi sedang mengadakan razia dan anak responden tersebut tertangkap dengan barang bukti di tangannya. Teman anak responden tersebut kabur dan hilang kontak ketika dihubungi. Anak tersebut dibawa ke kantor polisi yang mengurusi menganai narkoba dan obat terlarang daerah Cibinong. Responden mengurusi kasus tersebut seorang diri tanpa bantuan dari suaminya dan saudara serta tetangga. Responden meminta agar anaknya dibebaskan karena hanya berupa jebakan. Akhirnya oknum polisi memberi batas waktu satu hari untuk membayar uang sejumlah sepuluh juta rupiah secara langsung. Responden mencari pinjaman ke tetangga, saudara, bank bahkan sampai rentenir. Ia tahu bahwa meminjam dengan bunga adalah dilarang tetapi demi menyelamatkan anaknya yang sudah enam hari di kantor polisi, ia rela meminjam pada rentenir yang sampai sekarang belum juga lunas. Hutang tersebut akan berbunga ketika pembayaran setiap tanggal jatuh temponya lewat. Hutang ini yang memberatkan responden karena selain ia dengan susah payah mencari uang untuk memenuhi kehidupan rumah tangga seperti biaya konsumsi makan minum, pembayaran listrik, air, dan kebutuhan sekolah anaknya. Sehingga tercetus ide untuk menjual rumah sederhana yang ia tinggali sekarang untuk membayar hutang.


nah... sudah merasa lebih bersyukur ? 

gimana perasaannya membaca catatan diatas, semoga sedikit tercerahkan ya..

ngomong-ngomong soal tanggapan saya mengenai permasalahan responden, hmm...
aku menggangap responden sebagai sosok yang luar biasa dengan ujian yang menimpa dirinya selama ini dan kekuatan hatinya telah memberi banyak pelajaran hidup bagiku khususnya yang sering merasa bahwa hidup kita lebih berat dari orang lain. Mengenai solusi dari permasalahan yang dihadapi responden sebenarnya responden telah mengetahui sendiriapa saja yang telah ia lakukan, yang sedang ia lakukan dan akan ia lakukan. Responden telah banyak melalui fase kehidupan dengan banyak tantangan berat dan sanggup ia jalani. Saya sebagai pendengar cerita hidup beliau tidak sekali meneteskan air mata karena kekuatan beliau terhadap tantangan kehidupannya. Oleh karenanaya aku merasa tidak pantas untuk memberi saran yang bisa jadi responden mengetahui lebih banyak yang didapatkan dari pengalaman.

Di sisi lain mengenai permasalah responden dengan anak keduanya, ada sedikit hal yang perlu dikoreksi seperti kedekatan hubungan responden dengan anak pertamanya (T) yang telah bekerja di luar kota, bisa jadi anaknya yang pertama ini dapat menyampaikan maksud responden tetapi belum diterima oleh anak kedua tersebut bahwa dahulu tujuan responden menitipkannya adalah untuk kebaikan anak tersebut. Bisa jadi ketika yang menyampaikan adalah saudaranya terlebih kakak prempuannya maka anak kedua tersebut dapat lebih menerima dengan ikhlas keadaan masa lalunya.

Kondisi pertemanan anak ketiganya yang dikhawatirkan oleh responden adalah terjerumusnya sang anak pada pertemanan yang tidak baik seperti pecandu rokok, narkoba dan hal buruk lainnya. Responden menjaga anaknya sebaik-baiknya tetapi ia juga berjualan dan pulang malam hari, sedangkan karakteristik remaja seperti yang ingin mencari jati diri dan merasa bebas juga diinginkan anaknya. Maka dari itu, jika memungkinkan anaknya disekolahkan pada lembaga keagamaan sepeti pesantren dengan biaya yang murah atau gratis dengan memanfaatkan bantuan dari tokoh agama sekitar atau dicarikan link ke dompet dhuafa. Agar kehidupan kedua anak remaja responden lebih terarah dan responden juga merasa tenang. cuma gitu aja sih tanggapan dari aku.


kalau ada yang bertanya-tanya, siapa responden ini, mungkin kalian yang sering beraktivitas sekitar Leuwiliang sampai taman Yasmin Bogor dan sering di Kampus IPB pernah mungkin melihat responden ini. mungkin pembaca ingin membantu reponden lebih nyata bisa email saya ke rizkya17868@gmail.com.. jangan lupa kita doakan orang-orang seitar kita yuuuuk. semangat !

Dan benarkah kita telah diuji dengan sebenar-benarnya ujian ?
Dan bukankan tidak dikatakan orang tersebut beriman sampai Allah mengujinya ?

wassalam :)

Tidak ada komentar :