Untaian Kiky

Pages

DIARY KIKY

Diary ini tidak hanya berisi cerita hati, tetapi kisah dan perjalanan seorang manusia yang mengharapkan kebermanfaatan dalam dirinya

Tombol Disini Tombol Disini

Kumpulan Cerita

Yuk Baca Cerita Terbaru

Lihat Lainnya

Kamu pembaca ke-

Benarkah Kita Telah Diuji ? (Part 2)

hallo,, yoks dibaca dulu post sebelumnya ( klik disini )
 udah? serius udah? biar nyambung...
kalo udah boleh lah lanjut..

lanjutan dari post sebelumnya ----tetapi aku memilih untuk bercerita ketika kami didatangkan responden dengan segala kelebihannya.. tunggu ya di part 2... wassalam----

nah kali ini aku mau berbagi cerita mengenai seorang ibu yang sangat kuat, kepribadiannya, semangatnya, semoga aja bisa menginspirasi aku yang secara langsung dapat cerita dari beliau dan kita semua yang baca.. semoga jadi lebih semangat menjalani kehidupan yaaa... dan menganggap permasalahan sebagai tantangan. okay? kita mulai.
dari obrolan di jam praktikum siang hari jumat lalu, aku rangkum lima pokok permasalahan yang responden alami selama ini. ini tidak bertujuan untuk menjelek-jelekkan seseorang, tetapi membuka penyadaran bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang perlu kita perhatikan..

1Point-point permasalahan responden yang dapat disimpulkan.
a.    Keterbatasan fisik

Responden mengalami kecelakaan puluhan tahun silam ketika beliau kelas enam SD, beliau menyebrang jalan dan tertabrak truk besar sehingga kaki sebelah kanan beliau hancur dan diamputasi. Keterbatasan fisik ini membuat beliau kesulitan untuk bergerak dan merasa minder sehingga tidak melanjutkan sekolah, beberapa tahun kemudian ia memutuskan untuk pindah ke Bogor.

b.    Pengalaman masa lalu yang buruk 
Responden pernah menikah dengan seorang laki-laki yang ia rasa tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan keluarganya. Mantan suami tersebut meninggalkan enam orang anak yang diurus secara mandiri oleh responden sampai saat ini. Pengalaman masa lalu tersebut masih terbawa sampai saat ini.

c. Suami kedua yang masa bodoh
Responden memutuskan untuk menikah lagi dengan harapan memiliki suami yang menyayanginya dan memperhatikan anak-anaknya dan ia bertemu dengan seorang laki-laki pedagang bakso juga pekerja bangunan. Awal-awal menikah dengan suami kedua ini beliau merasa suaminya tersebut baik, tetapi lama kelamaan muncul perilaku buruk suaminya seperti menendang beiau ketika beliau hamil, memukul ketika ia pulang kemalaman ketika berjualan adahal telah dijelaskan alasan yang menunda ia pulang kemalaman. Suami kedua ini juga tidak terlihat semangatnya dalam mencari rejeki, semua pengeluaran rumah tangga, kebutuhan sekolah anak, bayar hutang dan lainnya mengandalkan uang responden hasil dari berjualan peyek.

d.  Anak yang dendam terhadap responden atas masa kecilnya
Anak kedua beliau sekarang berusia delapan belas tahun pada saat bayi (delapan bulan) responden memberikan hak agar diasuh oleh orang lain. Hal tersebut bertujuan agar anak tersebut memiliki pengasuhan orang tua yang baik, dapat disekolahkan di sekolah yang baik dan mendapat penghidupan yang layak. Tetapi tidak disangka oleh responden, saat usia lima belas tahun anak tersebut dikembalikan oleh orang tua asuhnya. Anaknya kaget karena mengetahui bahwa ia ternyata memiliki ibu kandung yang memberikannya pada orang lain. Sampai sekarang anak tersebut bertanya-tanya mengapa ia diasuh orang lain. Anak tersebut merasa dendam dengan reponden. Berkali-kali responden menjelaskan bahwa tujuan ia memberikannya pada orang lain untuk kebaikan anak tersebut. Tetapi sampai sekarang anak tersebut belum menerima keadaan tersebut sehingga hubungan mereka tidak terlalu baik.

e. Terjebak hutang yang besar
Sekitar tujuh bulan yang lalu, anak ketiga responden diminta bantuan oleh temannya, ternyata bantuan tersebut adalah untuk mengantarkan barang, anak responden tidak mengerti barang yang dititipkan tersebut dan barang tersebut ternyata adalah narkoba. Saat yang sama, polisi sedang mengadakan razia dan anak responden tersebut tertangkap dengan barang bukti di tangannya. Teman anak responden tersebut kabur dan hilang kontak ketika dihubungi. Anak tersebut dibawa ke kantor polisi yang mengurusi menganai narkoba dan obat terlarang daerah Cibinong. Responden mengurusi kasus tersebut seorang diri tanpa bantuan dari suaminya dan saudara serta tetangga. Responden meminta agar anaknya dibebaskan karena hanya berupa jebakan. Akhirnya oknum polisi memberi batas waktu satu hari untuk membayar uang sejumlah sepuluh juta rupiah secara langsung. Responden mencari pinjaman ke tetangga, saudara, bank bahkan sampai rentenir. Ia tahu bahwa meminjam dengan bunga adalah dilarang tetapi demi menyelamatkan anaknya yang sudah enam hari di kantor polisi, ia rela meminjam pada rentenir yang sampai sekarang belum juga lunas. Hutang tersebut akan berbunga ketika pembayaran setiap tanggal jatuh temponya lewat. Hutang ini yang memberatkan responden karena selain ia dengan susah payah mencari uang untuk memenuhi kehidupan rumah tangga seperti biaya konsumsi makan minum, pembayaran listrik, air, dan kebutuhan sekolah anaknya. Sehingga tercetus ide untuk menjual rumah sederhana yang ia tinggali sekarang untuk membayar hutang.


nah... sudah merasa lebih bersyukur ? 

gimana perasaannya membaca catatan diatas, semoga sedikit tercerahkan ya..

ngomong-ngomong soal tanggapan saya mengenai permasalahan responden, hmm...
aku menggangap responden sebagai sosok yang luar biasa dengan ujian yang menimpa dirinya selama ini dan kekuatan hatinya telah memberi banyak pelajaran hidup bagiku khususnya yang sering merasa bahwa hidup kita lebih berat dari orang lain. Mengenai solusi dari permasalahan yang dihadapi responden sebenarnya responden telah mengetahui sendiriapa saja yang telah ia lakukan, yang sedang ia lakukan dan akan ia lakukan. Responden telah banyak melalui fase kehidupan dengan banyak tantangan berat dan sanggup ia jalani. Saya sebagai pendengar cerita hidup beliau tidak sekali meneteskan air mata karena kekuatan beliau terhadap tantangan kehidupannya. Oleh karenanaya aku merasa tidak pantas untuk memberi saran yang bisa jadi responden mengetahui lebih banyak yang didapatkan dari pengalaman.

Di sisi lain mengenai permasalah responden dengan anak keduanya, ada sedikit hal yang perlu dikoreksi seperti kedekatan hubungan responden dengan anak pertamanya (T) yang telah bekerja di luar kota, bisa jadi anaknya yang pertama ini dapat menyampaikan maksud responden tetapi belum diterima oleh anak kedua tersebut bahwa dahulu tujuan responden menitipkannya adalah untuk kebaikan anak tersebut. Bisa jadi ketika yang menyampaikan adalah saudaranya terlebih kakak prempuannya maka anak kedua tersebut dapat lebih menerima dengan ikhlas keadaan masa lalunya.

Kondisi pertemanan anak ketiganya yang dikhawatirkan oleh responden adalah terjerumusnya sang anak pada pertemanan yang tidak baik seperti pecandu rokok, narkoba dan hal buruk lainnya. Responden menjaga anaknya sebaik-baiknya tetapi ia juga berjualan dan pulang malam hari, sedangkan karakteristik remaja seperti yang ingin mencari jati diri dan merasa bebas juga diinginkan anaknya. Maka dari itu, jika memungkinkan anaknya disekolahkan pada lembaga keagamaan sepeti pesantren dengan biaya yang murah atau gratis dengan memanfaatkan bantuan dari tokoh agama sekitar atau dicarikan link ke dompet dhuafa. Agar kehidupan kedua anak remaja responden lebih terarah dan responden juga merasa tenang. cuma gitu aja sih tanggapan dari aku.


kalau ada yang bertanya-tanya, siapa responden ini, mungkin kalian yang sering beraktivitas sekitar Leuwiliang sampai taman Yasmin Bogor dan sering di Kampus IPB pernah mungkin melihat responden ini. mungkin pembaca ingin membantu reponden lebih nyata bisa email saya ke rizkya17868@gmail.com.. jangan lupa kita doakan orang-orang seitar kita yuuuuk. semangat !

Dan benarkah kita telah diuji dengan sebenar-benarnya ujian ?
Dan bukankan tidak dikatakan orang tersebut beriman sampai Allah mengujinya ?

wassalam :)

Benarkah Kita Telah Diuji ? (Part 1)

Semester ini, aku dapet mata kuliah KONSELING. berhubungan lah ya dengan mayor Ilmu Keluarga dan Konsumen yang mengharuskan kita bertemu manusia terus, dan manusia itu ga pernah ada yang namanya ga punya masalah, pasti punya. sok coba angkat tangan yang ga punya masalah (truus mau diapain kalo udah angkat tangan kyy), hehe paling juga orang yang sangat-sangat semangat yang mengatakan bahwa kita gak boleh anggap masalah tersebut suatu masalah tetapi suatu tantangan. yupsss i agree. sometimes, problems just make us weary and feel sad, and infrequently make us stronger. so different with challenge, it makes us vigorous. 

Kalau ditanya tentang kuliahnya, hmm B aja lah biasaaa gitu. teori, teori, teori aja terus sampe lelah, tapi berguna kok, banget malah. kita jadi tahu apa itu konseling, sejarahnya, pencetusnya, negara-negara yang concern terhadap konseling, konseling apa aja yang telah berkembang, teori-teori yang digunakan, dsb lah ya... nah tapi kalau ditanya tentang praktikum dan tugas-tugasnya, aku akan cerita panjang lebar sepenuh hati dan dengan semangat yang membara.. (please ini lebay). Sesi dan tugas-tugas praktikum membuat kita belajar untuk jadi konselor. oh ya for information, -konselor itu tidak bertujuan untuk memberikan kamu sebuah solusi yang pasti akan berhasil, tetapi lebih mengarahkanmu untuk menemukan permasalahan kamu, menyadarkan kamu bahwa dirimu itu kuat dan bisa menyelesaikan masalahmu, dan membantu dengan jaringan yang dimiliki untuk mengeluarkan kamu dari belenggu masalah kamu, dan pasti harus dengan kemauanmu-. gitu!.

baru-baru ini kita (aku dan temanteman IKK IPB 51) diminta untuk membuat social project  untuk membuka stand konseling di koridor fakultas aku (FEMA) untuk mengukur tingkat stress mahasiswa dan strategi  koping -yang selama ini telah dilakukan- selama tiga hari lengkap dengan banner dan jarkoman (pesan) di seantero media sosial. -you know, it makes heboh se-FEMA dooong, Pak Dekan tertarik dengan kegiatan yang baik ini dan mendukung agar dilanjutkan, sempet tercetus ide untuk menjadikan klub konseling, tapi sampai sekarang belum tahu lagi nih gimana perkembangannya-. Dan yang datang jangan ditanya. Banyak BANGET. Sehari kita menerima kurang lebih 100 responden atau bisa disebut konseli (orang-orang yang curhat). nah setiap mahasiswa ditargetkan mendapat dua responden, dan kamu tahu berapa responden aku? yakin tahu? hmm SEBELAS pemirsa. itu yang di stand, ditambah yang minta konseling di luar jam konseling tersebut karena emang udah 3 hari waktu konseling berlalu. ada beberapa teman juga yang minta konseling khusus di jam istimewa sambil makan, yaaa namanya sahabat mah turutin aja laah. jadi total sampai saat ini ada sekitar empat belas orang yang telah aku ukur tingkat stresnya.

Ketika kita mendengar cerita orang lain dengan benar-benar mendengarkan aktif (bukan hanya denger dan iya-iya oke) tetapi juga memberi tanggapan yang sesuai dengan harapan orang lain tuh bener-bener yaaa.. bener-bener bikin pusing. Ketika hari kedua aku dapat enam responen berurutan dari jam 2 sampe jam 5 sore, kepala pusing banget rasanya mau meledak, perut mual mau muntah, hampir menyerah tapi dikuatin pulang ke kosan. hmm, tanya kenapa? kata Ibu Konselor yang pernah datang ke kelas mengisi kelas konseling, ibu tersebut juga pernah mendapat responden berturut-turut dan kejadiannya sama seperti kejadian aku diatas itu. Ini diakibatkan karena permasalahan yang diceritakan seperti memberi "pengaruh negatif" yang masuk lewat indera kita (khususnya pendengaran), dan belum tentu diri kita kuat menerimanya, kayak diawal tadi, biasanya permasalahan memberikan dampak negatif berupa rasa sedih dan kelelahan. ya begitulah kurang lebih.

Nah dari empat belas responden yang udah cerita panjang lebar itu aku dapet apa? pastinya dapet cerita, cerita bahwa hidup ga datar-datar aja. kayak iklan chiki kan Life is never flat. nah udah gitu kita mesti percaya bahwa sesuatu yang kita anggap receh (kecil-remeh-ga penting) itu beda buat orang lain. seperti contohnya seorang organisator menganggap tugas kuliah merupakan hal yang gampang lah, sebentar juga selesai, tapi ketika ada event besar di kampus dia langsung tanggap ga mau asal-asalan, dan sebagainya. Nah sama kayak orang yang menargetkan kalau kuliahnya difokuskan untuk dapat IP sempurna, ia bakal serius belajar mata kuliahnya dengan tekun, melewatkan kesempatan-kesempatan mengasah soft skill di luar sana, dan organisasi dianggap ga begitu penting karena targetnya kuliah ya IP sempurna.  Karena bisa jadi "kehilangan uang seribu sangat menyedihkan bagi orang yang punya uang 5000, dan beda bagi orang yang kehilangan duit 50.000 bagi orang yang punya uang satu milyar. do u get my point?
nah begitulah konselor, ketika respondennya bercerita hal-hal kecil bagi konselor, ia ga boleh menganggap hal tersebut remeh.

hmm permasalahan mahasiswa tuh beda-beda loh, ga melulu soal capek ngerjain tugas, capek organisasi, IP jelek, tapi juga skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir, masalah hubungan keluarga, masalah keuangan, masalah dengan dosen, masalah pertemanan, masalah kesehatan, masalah kosan, masalah tentang dirinya sendiri bahkan sampe masalah rumah tangga bagi mahasiswa yang sudah menikah (ini ditemukan ketika respondennya mahasiswa pascasarjana a.k.a. S2). masalah yang diceritakan responden aku juga gitu, masalah berbeda-beda ekspresi mereka juga beda-beda, ada yang kaku, tegang karena jarang bicara sama perempuan (pada awalnya), ada juga yang ceria sambil ketawa-ketawa, ada juga yang berkali-kali meremas tangannya sendiri pertanda gak pede, ada yang mengusap air mata dengan jilbabnya sampai jilbabnya basah, ada yang mengepal tangannya untuk bertekad menjadi lebih baik lagi, ada juga laki-laki matanya sudah merah sekali, dan aku sadar ia akan menangis jadi aku sodorkan tissue dan aku menunduk agar gak melihat ia meneteskan air mata. laki-laki tuh kenapa ya malu nangis depan cewek ? , masih jadi pertanyaan. hmm.... ohyaaa bahkan ada yang kelepasan makan permen yang aku kasih padahal ia puasa, dan aku ketawa lepas sambil minta maaf ketika ia sadar bahwa ia puasa tapi karena keasyikan ngobrol jadi lupa. Hahaha.

minggu berikutnya kami ditugaskan mengukur stress, koping strategi, motivasi belajar, kemampuan mengatur emosi, keterampilan sosial dan masih banyak lagi ke mahasiswa tingkat satu.. cukup menarik hasil obrolan aku dengan mahasiswa tingkat 1 ini. tetapi aku memilih untuk bercerita ketika kami didatangkan responden dengan segala kelebihannya.. tunggu ya di part 2... wassalam

Habis Gelap Terbitlah Terang ala Pak Rektor



Selasa lalu kelas praktikum pemasaran sosial, diarahkan untuk mengikuti seminar di auditorium rektorat IPB. awalnya kami tidak mengetahui untuk mengikuti acara apa, tetapi kabar yang kami cerita hanya seminar hatu jam lebih dekat dengan Pak Rektor, tetapi ternyata......

Seminar berjudul Satu Jam Bersama Rektor IPB diselenggarakan oleh Agrianita untuk memperingati hari kartini. Pelaksanaan tahun ini merupakan yang kesepuluh. Seminar ini merupakan kegiatan puncak, yang mana rangkaian kegiatan berupa bazaar, cek kesehatan gratis seperti cek gula darah, kolesterol, papsmear untuk deteksi kanker serviks, dan tes kesehatan mamografi yaitu deteksi kanker payudara sejak dini. Seminar satu jam bersama pak rektor tentunya mengundang bintang tamu Bapak Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc. sebagai rector IPB, dan Ketua Agrianita adalah istri Bapak Rektor, yaitu Ibu Eni Suhardiyanto. Seminar yang dihadiri oleh ibu-ibu anggota agrianita, para dekan yang berjumlah enam orang, ibu-ibu sekitar kampus, mahasiswa dan undangan lainnya ini dimoderatori oleh Ibu Ir. Lin Herlina M.Sc.
Ibu Ir. Lin Herlina sebagai perempuan yang aktif sebagai Direktur Pengembangan Karir dan Alumni IPB ini merupakan sosok yang enerjik, bersahabat, dan mampu membawa seminar berjalan dengan sukses. Ibu Lin Herlina memulai pertanyaan kepada Pak Rektor dengan menanyakan kesannya terhadap Kartini. Kartini sebagai sosok pejuang wanita yang mana saat zamannya sangat sulit informasi didapatkan, dengan sedikitnya informasi tetapi mampu berjuang maksimal hingga buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang mampu menginspirasi banyak orang. Pak Rektor menjelaskan bahwa judul buku tersebut terinspirasi dari ayat Al-Qur’an yang berbunyi “Minadz dzulumati ilan nuur” yang artinya sesungguhnya setelah kegelapan terbit cahaya. Maksudnya dari hal-hal yang buruk menuju kebaikan setiap waktunya. Jika hari kemarin buruk maka hari ini baik, dan besok lebih baik, begitu seterusnya. Jika tidak maka kerugian yang akan diperoleh.
Berbicara mengenai habis gelap terbitlah terang, maka di sana terdapat proses perubahan yang bisa artikan sebagai transformasi. Transformasi ini harus selalu bersifat konsisten dan penuh dengan gagasan-gagasan baru yang biasa disebut inovasi. Begitu pun IPB Selma sepuluh tahun kepemimpinan  Pak Herry Suhardiyanto. Mulai dari peringkat IPB di dunia, tahun 2014 yang masuk dapat 200 peringkat dunia, dan tahun selanjutnya yaitu 2015 tembus dalam 150 besar universitas dunia. Dan yang lebih dibanggakan lagi tahun 2016 masuk dalam 100 unuversitas terbaik dunia dalam bidang pertanian dan kehutanan di tahun 2016. Ini semua tidak lepas dari inovasi yang selalu dilakukan civitas IPB.
Semua aspek terus menerus dievaluasi, mulai dari penerimaan mahasiswa, kegiatan perkuliahan, kehidupan kampus, riset-riset yang dilakukan sampai pada komersialisasi hasil penelitian yang dilakukan civitas akademika IPB. IPB juga memberikan pelayanan maksimal dengan menerima mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan satu per tiga mahasiwa IPB adalah penerima beasiswa. Meskipun dua per tiga mahasiswa IPB yang tidak menerima beasiswa, semua mahasiswa IPB menerima keringanan biaya. Seperti seharusnya rata-rata mahasiswa pertahun membayar sekitar Rp 36.900.000 tetapi range UKT yang diterapkan IPB dari Rp1.000.000 sampai dengan Rp24.000.000 per tahunnya. Ini mengartikan bahwa IPB sangat mendukung semua siswa-siswi berprestasi dari seluruh Indonesia dan tidak perlu takut untuk melanjutkan kuliah di IPB. Sehingga prinsip Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” dapat terus menerangi dan menyemangati civitas akademika IPB untuk terus berkarya dan berinovasi untuk negeri.

SUIJI 2017 SITE TEGAL
























Jadikan Panggilan Jiwamu Cerita Suksesmu

Hallo... 
Assalamualaikum..
 waaah lama banget ga nulis disini.. disana juga enggak sih ... hehe
setelah semester lima dilalui dengan cucuran keringat dan air mata (lebay) sekarang gue udah semester enam.. yeay enam.. yeay... artinya paling lama satu setengah tahun lagi udah wisudaan di GWW aamiin..

ohiya jadi setelah bulan Agustus lalu gue ikut IGTF atau IPB go to Field (yang ceritanya belum selesai-selesai di blog ini)


Pertengahan Januari lalu gue daftar program SUIJI (Six University Initiative Japan Indonesia)..

Nah Senin tanggal 14 Februari kemarin tahap wawancaranya.. sebelum itu gue udah siapin berkas-berkasnya yang harus dibawa saat wawancara. nih list-nya:
1. biodata diri
gue buat lagi cv sebagus dan sebisa yang gue mampu. dikarenakan harddisk notebook yang rusak dan semuanya data gue hilang (foto dr jaman SMP, SMA, foto keluarga, berkas, tugas kuliah, film sebanyak setengah tera, semua jurnal acuan yang udah didownload, video kenangan jaman SMA, video motivasi, video masak dst, dst, dst).. sedih banget tapi mau gimana lagi yaa ? abang dan mba yang di tempat servcenya juga udah nyerah...

yaudah lah lanjut lagi aja yaa.. gue nyari contoh cv yang menarik dan mudah dibuat.. jadilah seperti gambar di samping tapi sengaja diblur ya.


2. pas foto 3x4 2 lembar
nah ini juga karena persediaan cetakan foto formal habis dan ga ada soft copy-nya karena data yang hilang itu, jadilah dibantu pakai kamera temen di dinding kosan dan minta tolong abang-abang cetak foto untuk edit background jadi merah dan jadi deeeh

3. Fotokopi transkrip akademik 1 tahun terakhir
sekarang gue semester enam, artinya transkrip yang dibutuhkan semester 4 dan 5 . nah loh transkrip belum juga ada di TU padahal wawancaranya sore itu, dan jadinya pakai transkrip semester 3 dan 4

4. Essay Motivasi
sepertinya hampir semua program ataupun beasiswa butuh essay motivasi dan ini pertama kalinya gue buat essay motivasi dengan niat dan semangat hehe... bingung antara Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, dan akhirnya bahasa Indonesia :) . banyak banget yang bantuin koreksi dan kasih masukan mengenai Essay motivasi ini.. temen-temen kontrakan Zizir dan Kak Samara, Arigatou.

5. Fotokopi sertifikat pengabdian masyarakat..
nah alhamdulillah dari kegiatan sebelumnya yaitu BCL dan IGTF udah pernah, dan bersertifikat jadi bisa dilampirkan..

6. Fotokopi KTM dan KTP
cukup masing-masing satu lembar saja

7. Fotokopi Nilai Toefl atau Nilai Bahasa Inggris saat TPB
nah ini ni, karena selama hidup belum pernah ikut tes toefl resmi jadi ga punya nilai toefl. untungnya ada transkrip tpb yang nilai bahasa inggrisnya bisa di highlight

Alhamdulillah setelah wawancara dan pengumuman yang ditunggu tak kunjung datang.. menciptakan gundah bareng-bareng Fathonah dan Dodi (kita sama-sama radius guardian pada MPKMB 52 tahun 2015) alhamdulillah kita LOLOS SUIJI 2017... 

 Termasuk salah satu dari 495 peminat Suiji 2017 yang menjadi 56 peserta wawancara dan menjadi 26 peserta Suiji 2017..

wisatadibogor.net
InsyaAllah menjadi pengalaman luar biasa selanjutnya.program dilaksanakan mulai Sabtu tanggal 24 Februari 2017, dan gue ditempatkan di desa sekitar kampus yaitu Situ Gede.  nah ini tampilan Situgede yang insyaAllah nanti sering dikunjungi karena cuma sekitar 400 meter dari rumah tinggal "Situgede Squad".

Sampai sini dulu ya ceritanya.. doakan kita semua sehat dan bahagia :)